Sarolangun - Seluruh pegawai dan Dharma Wanita Lapas Sarolangun hadir di lapangan dalam Lapas Sarolangun, dengan mengenakan batik Korpri berbaris rapi dilapangan ikut serta juga 150 Warga Binaan Lapas, dalam upacara memperingati hari ibu ke 90 tahun 2018 (22/12/18).

Nasrul, S.Pd selaku Kasubsi Pembinaan bertindak sebagai Pembina upacara, Kasubsi Kamtib Hidayat, S.Sy bertindak sebagai Perwira Upacara, bertindak sebagai Pemimpin Upacara Adinul Hakim yang merupakan Danjaga Regu Jaga 1.


Dalam sambutannya Nasrul, S.Pd mengatakan "Tidak bisa dipungkiri, ibu adalah sebab dari keberadaan dan eksistensi kita di dunia, dan ibu adalah sosok yang berperan penting bagi setiap individu baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat maupun negara bahkan juga termasuk dalam kehidupan beragama." 

"Karena Ibu adalah orang pertama yang mendidik kita, orang pertama yang menanamkan nilai-nilai dan norma-norma pada kita, peletak dasar dan pondasi kepribadian pada kita. Maka jika seorang ibu berhasil dalam mencetak seorang individu, itu artinya ia telah berhasil mewujudkan pribadi yang siap dalam mewujudkan keberhasilan sebuah masyarakat, bangsa dan agama. Tanpa mengecilkan peran seorang ayah, ibu adalah sosok yang berperan penting di balik kesuksesan seseorang. Karena di balik keberhasilan seseorang, di situ terdapat jasa besar, pengorbanan, kerja keras dan doa dari seorang ibu, tanpa semuanya itu, seberapa hebat pun kita, seberapa pintar pun kita bahkan seberapa berhasil pun diri kita, mustahil kita bisa merasakan kesuksesan yang hakiki, kesuksesan yang di dalamnya terdapat keberkahan hidup dan ridho dari Allah SWT. Karena keridhoan Allah tergantung pada keridhoan orang tua, dan sebaliknya kemurkaan Allah tergantung pada kemurkaan orang tua, terutama sekali seorang ibu." lanjutnya.

Sejarah peringatan hari ibu ini telah dimulai sejak kongres Perempuan Indonesia 1 yang menjadi agenda utamanya adalah mengenai persatuan perempuan se nusantara, peranan perempuan dalam perjuangan kemerdekaan, peranan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa, perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita, pernikahan usia dini bagi perempuan, dan lain sebagainya. Secara resmi tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai Hari Ibu adalah setelah Presiden Soekarno melalui melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 menetapkan bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional hingga saat ini.

Lapas Sarolangun Peringati Hari Ibu ke 90 Tahun 2018

Sarolangun - Seluruh pegawai dan Dharma Wanita Lapas Sarolangun hadir di lapangan dalam Lapas Sarolangun, dengan mengenakan batik Korpri berbaris rapi dilapangan ikut serta juga 150 Warga Binaan Lapas, dalam upacara memperingati hari ibu ke 90 tahun 2018 (22/12/18).

Nasrul, S.Pd selaku Kasubsi Pembinaan bertindak sebagai Pembina upacara, Kasubsi Kamtib Hidayat, S.Sy bertindak sebagai Perwira Upacara, bertindak sebagai Pemimpin Upacara Adinul Hakim yang merupakan Danjaga Regu Jaga 1.


Dalam sambutannya Nasrul, S.Pd mengatakan "Tidak bisa dipungkiri, ibu adalah sebab dari keberadaan dan eksistensi kita di dunia, dan ibu adalah sosok yang berperan penting bagi setiap individu baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat maupun negara bahkan juga termasuk dalam kehidupan beragama." 

"Karena Ibu adalah orang pertama yang mendidik kita, orang pertama yang menanamkan nilai-nilai dan norma-norma pada kita, peletak dasar dan pondasi kepribadian pada kita. Maka jika seorang ibu berhasil dalam mencetak seorang individu, itu artinya ia telah berhasil mewujudkan pribadi yang siap dalam mewujudkan keberhasilan sebuah masyarakat, bangsa dan agama. Tanpa mengecilkan peran seorang ayah, ibu adalah sosok yang berperan penting di balik kesuksesan seseorang. Karena di balik keberhasilan seseorang, di situ terdapat jasa besar, pengorbanan, kerja keras dan doa dari seorang ibu, tanpa semuanya itu, seberapa hebat pun kita, seberapa pintar pun kita bahkan seberapa berhasil pun diri kita, mustahil kita bisa merasakan kesuksesan yang hakiki, kesuksesan yang di dalamnya terdapat keberkahan hidup dan ridho dari Allah SWT. Karena keridhoan Allah tergantung pada keridhoan orang tua, dan sebaliknya kemurkaan Allah tergantung pada kemurkaan orang tua, terutama sekali seorang ibu." lanjutnya.

Sejarah peringatan hari ibu ini telah dimulai sejak kongres Perempuan Indonesia 1 yang menjadi agenda utamanya adalah mengenai persatuan perempuan se nusantara, peranan perempuan dalam perjuangan kemerdekaan, peranan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa, perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita, pernikahan usia dini bagi perempuan, dan lain sebagainya. Secara resmi tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai Hari Ibu adalah setelah Presiden Soekarno melalui melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 menetapkan bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional hingga saat ini.

Langganan Berita via Email