Sarolangun - Sebesar apapun keselahan seorang manusia dimasalalunya, tetap saja pintu tobat untuk berubah menjadi insan yang lebih baik terbuka lebar baginya, begitulah gambaran yang pantas dilekatkan kepada Muhammad Ilham (nama mualaf) seorang WBP Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sarolangun, betapa tidak WBP yang satu ini terbilang bandel dan bengal, sudah beberapa kali berkelana pindah dari satu Lapas ke Lapas yang lain karena karakternya yang keras kepala, akhirnya hari ini (23/3) Ilham dengan tanpa paksaan mengikrarkan dua kalimat syahadat bertempat di masjid At-Taubah Lapas Sarolangun. 

Prosesi pembacaan dua kalimah syahadat ini berlangsung singkat penuh khidmat dimulai sekitar pukul 14.45 WIB sebelum pelaksanaan shalat Ashar, disaksikan oleh Kalapas Sarolangun Irwan, Kakan Kemenag kabupaten Sarolangun M. Syatar, penyuluh agama Islam, serta kepala kantor KUA kecamatan Sarolangun serta beberapa petugas Lapas, dan yang WBP bersangkutan berganti nama dari William menjadi Muhammad Ilham.

 


Petualangan Muhammad Ilham berakhir di jeruji besi blok resiko tinggi Lapas Sarolangun berawal dari keputusan tegas Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jambi mengirim beberapa WBP yang dianggap "pentolan kelas kakap" yang masih saja bandel dan sulit dibina dari beberapa Lapas dilingkup Kanwil Jambi ke blok resiko tinggi Lapas Sarolangun, setelah beberapa bulan mendekam di sel high risk, Muhammad Ilham pernah beberapa kali mengutarakan niatnya untuk berubah dan ingin belajar shalat kepada petugas blok high risk.


Kalapas Sarolangun Irwan menceritakan bahwa tidak begitu saja langsung percaya dengan keinginan yang bersangkutan karena berdasarkan informasi dari teman-teman Lapas lain yang bersangkutan memiliki track record jelek, "WBP kita ini awalnya adalah napi resiko tinggi yang ditempatkan diblok high risk. dan beberapa bulan dipantau sepertinya memang serius ingin berubah. akhirnya kami mengumpulkan seluruh petugas blok high risk untuk dimintai pendapat mengenai perkembangan yang bersangkutan selama mendekam diblok resiko tinggi, rata-rata petugas saya berpendapat yang bersangkutan serius menunjukkan sikap ingin berubah bukan sekedar modus ingin seperti napi biasa" ujar Irwan.



"Setelah mengumpulkan informasi dari berbagai sumber. akhirnya kami menyurati pihak Balai Pemasyarakatan (Bapas) Muaro Bungo untuk melakukan Penelitian Kemasyarakatan (Litmas) terhadap WBP yang bersangkutan dan berdasarkan hasil assesment yang dilakukan oleh petugas Bapas napi yang bersangkutan masuk dalam kategori resiko minimum dan bisa digabungkan dengan napi yang lain" ujar Irwan.


"Setelah membaur dengan napi biasa, Ilham terus menunjukkan sikap berubah ke arah yang lebih baik, bahkan yang bersangkutan meminta petugas untuk mengajarinya membaca Al-qur'an, belajar shalat dan tata cara berwudhu', akhirnya beberapa bulan tekun ikut belajar dimasjid atas keinginan sendiri, kami berkesimpulan bahwa Ilham serius ingin jadi mualaf" ungkap Irwan.



Sementara itu Kakan Kemenag Sarolangun M. Syatar angkat topi dengan kesabaran petugas dalam membimbing WBP yang bersangkutan, "Ilham inikan dulu boleh dikatakan pentolan sudah berpindah-pindah Lapas, kalau menurut kebiasaan jelas peluang untuk dibina sulit tapi ternyata pihak Lapas bisa meluluhkan hatinya" ujar Syatar.


Lebih lanjut Kakan Kemenag mengatakan nanti 2 kali dalam seminggu petugas penyuluh agama Islam akan datang ke Lapas Sarolangun untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada WBP yang bersangkutan agar semakin paham dengan agama Islam. 




Pernah Jadi Napi Resiko Tinggi, Seorang Napi Lapas Sarolangun Akhirnya Insyaf dan Bersyahadat

Sarolangun - Sebesar apapun keselahan seorang manusia dimasalalunya, tetap saja pintu tobat untuk berubah menjadi insan yang lebih baik terbuka lebar baginya, begitulah gambaran yang pantas dilekatkan kepada Muhammad Ilham (nama mualaf) seorang WBP Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sarolangun, betapa tidak WBP yang satu ini terbilang bandel dan bengal, sudah beberapa kali berkelana pindah dari satu Lapas ke Lapas yang lain karena karakternya yang keras kepala, akhirnya hari ini (23/3) Ilham dengan tanpa paksaan mengikrarkan dua kalimat syahadat bertempat di masjid At-Taubah Lapas Sarolangun. 

Prosesi pembacaan dua kalimah syahadat ini berlangsung singkat penuh khidmat dimulai sekitar pukul 14.45 WIB sebelum pelaksanaan shalat Ashar, disaksikan oleh Kalapas Sarolangun Irwan, Kakan Kemenag kabupaten Sarolangun M. Syatar, penyuluh agama Islam, serta kepala kantor KUA kecamatan Sarolangun serta beberapa petugas Lapas, dan yang WBP bersangkutan berganti nama dari William menjadi Muhammad Ilham.

 


Petualangan Muhammad Ilham berakhir di jeruji besi blok resiko tinggi Lapas Sarolangun berawal dari keputusan tegas Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jambi mengirim beberapa WBP yang dianggap "pentolan kelas kakap" yang masih saja bandel dan sulit dibina dari beberapa Lapas dilingkup Kanwil Jambi ke blok resiko tinggi Lapas Sarolangun, setelah beberapa bulan mendekam di sel high risk, Muhammad Ilham pernah beberapa kali mengutarakan niatnya untuk berubah dan ingin belajar shalat kepada petugas blok high risk.


Kalapas Sarolangun Irwan menceritakan bahwa tidak begitu saja langsung percaya dengan keinginan yang bersangkutan karena berdasarkan informasi dari teman-teman Lapas lain yang bersangkutan memiliki track record jelek, "WBP kita ini awalnya adalah napi resiko tinggi yang ditempatkan diblok high risk. dan beberapa bulan dipantau sepertinya memang serius ingin berubah. akhirnya kami mengumpulkan seluruh petugas blok high risk untuk dimintai pendapat mengenai perkembangan yang bersangkutan selama mendekam diblok resiko tinggi, rata-rata petugas saya berpendapat yang bersangkutan serius menunjukkan sikap ingin berubah bukan sekedar modus ingin seperti napi biasa" ujar Irwan.



"Setelah mengumpulkan informasi dari berbagai sumber. akhirnya kami menyurati pihak Balai Pemasyarakatan (Bapas) Muaro Bungo untuk melakukan Penelitian Kemasyarakatan (Litmas) terhadap WBP yang bersangkutan dan berdasarkan hasil assesment yang dilakukan oleh petugas Bapas napi yang bersangkutan masuk dalam kategori resiko minimum dan bisa digabungkan dengan napi yang lain" ujar Irwan.


"Setelah membaur dengan napi biasa, Ilham terus menunjukkan sikap berubah ke arah yang lebih baik, bahkan yang bersangkutan meminta petugas untuk mengajarinya membaca Al-qur'an, belajar shalat dan tata cara berwudhu', akhirnya beberapa bulan tekun ikut belajar dimasjid atas keinginan sendiri, kami berkesimpulan bahwa Ilham serius ingin jadi mualaf" ungkap Irwan.



Sementara itu Kakan Kemenag Sarolangun M. Syatar angkat topi dengan kesabaran petugas dalam membimbing WBP yang bersangkutan, "Ilham inikan dulu boleh dikatakan pentolan sudah berpindah-pindah Lapas, kalau menurut kebiasaan jelas peluang untuk dibina sulit tapi ternyata pihak Lapas bisa meluluhkan hatinya" ujar Syatar.


Lebih lanjut Kakan Kemenag mengatakan nanti 2 kali dalam seminggu petugas penyuluh agama Islam akan datang ke Lapas Sarolangun untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada WBP yang bersangkutan agar semakin paham dengan agama Islam. 




Langganan Berita via Email