Ratusan WBP blok borneo dan andalas antusias mengikuti kegiatan Jum'at bersih di kamar blok masing-masing, mereka secara gotong royong membersihkan kamar hunian.
Terlihat juga petugas blok mengawasi jalannya kegiatan bersih-bersih tersebut, kegiatan ini merupakan rutinitas mingguan WBP Lapas Sarolangun, Kasubsi Kamtib mengatakan bahwa bersih-bersih ini kegiatan wajib bagi WBP karena menyangkut kenyamanan dan kesehatan WBP itu sendiri.

Kegiatan Jum'at Bersih Lapas Sarolangun

Lapas Sarolangun - Sebanyak 87 orang WBP masing-masing berasal dari Blok Borneo 32 orang dan Blok Andalas 55 orang, mereka secara khidmat mengikuti kegiatan rutin malam Jum'at Yasinan berjamaah di Masjid Annur Lapas Sarolangun. [Kamis/04/10/18]

Kegiatan ini dilaksanakan Ba'da pelaksanaan Shalat Magrib Berjama'ah, ditengah-tengah WBP ada beberapa petugas yang ikut bergabung dalam pembacaan surah yasin tersebut, hadir juga satu orang Perwira dari Kasubsi Kamtib Hidayat, S.Sy. Pembacaan surah yasin tersebut ditutup dengan doa perwakilan dari salah satu WBP.

Kegiatan Rutin Yasinan Malam Jum'at Lapas Sarolangun

Lapas Sarolangun - Kadang kita terlalu fokus kepada kekuatan Natural lalu sering mengabaikan aspek supranatural, kita sering lupa bahwa yang maha membolak-balikkan hati manusia tetaplah Allah SWT, begitulah pandangan Kalapas Sarolangun.

Beliau lebih mengedepankan pendekatan spiritual untuk membangun kesadaran kepada WBP akan kesalahan yang telah diperbuatnya, untuk kemudian menjadi pribadi yang lebih baik setelah menjalani masa proses pemasyarakatan, tanpa mengabaikan aturan dan sisi keamanan, maka pencanangan gerakan shalat berjamaah dan semangat cinta masjid bagi WBP Lapas Sarolangun dicetus oleh beliau.

Sekarang bisa dipastikan masjid Annur Lapas Sarolangun 5 waktu akan senantiasa bergema suara panggilan shalat bagi WBP Lapas Sarolangun, beliau ketika dikonfirmasi mengatakan "Semoga dengan mereka dekat dan beribadah di masjid Allah tunjukkan hidayah dan magfirahnya kepada mereka semua".

Beliau juga menegaskan bahwa stigma negatif yang sering dilekatkan kepada lembaga pemasyarakatan harus kita ubah perlahan tapi pasti dan masyarakat luas harus tahu bahwa Lembaga Pemasyarakatan bukanlah tempat orang-orang buangan tapi tempat pembinaan dan pembimbingan agar menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya.

Gerakan cinta masjid, Kalapas Sarolangun Wajibkan WBP Shalat 5 waktu di Masjid

Salah satu persoalan yang kerap menjadi sorotan dan pemicu kerusuhan di dalam lembaga pemasyarakatan adalah perlakuan diskriminatif terhadap warga binaan, padahal berdasarkan UU No. 12 tahun 1995 tentang pemasyarakatan pasal 5, disebutkan bahwa sistem pemasyarakatan dilaksanakan berdasarkan asas Persamaan perlakuan dan pelayanan.

Lapas Sarolangun terus berbenah untuk meningkatkan pelayanan dan bimbingan terhadap warga binaan sesuai aturan yang berlaku, salah satunya adalah dengan menempatkan warga binaan berdasarkan perkara, hal itu terlihat Kasubsi Kamtib Lapas Sarolangun Hidayat, S.Sy dan anggota jaga secara bertahap memindah dan menempatkan warga binaan dikamar berdasarkan perkara masing-masing WBP.

Dalam kesempatan yang sama beliau menyampaikan bahwa penempatan kamar WBP ini berdasarkan edaran dari Ditjenpas dan Instruksi Lisan secara lansung oleh Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Jambi, "Tujuan dari penempatan kamar WBP berdasarkan perkara ini adalah untuk menciptakan rasa nyaman dan tidak ada perlakuan diskriminasi di dalam lapas" tutupnya.

Subseksi Kamtib Lapas Sarolangun tempatkan kamar WBP berdasarkan perkara

Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP) merupakan tim yg bertugas memberikan saran mengenai program pembinaan WBP. Dalam Pasal 12 Keputusan Menteri Hukum dan Perundang-Undangan RI Nomor M.02.PR.08.03 Tahun 1999 tentang BPP dan TPP, TPP terbagi menjadi 3 yg salah satunya merupakan TPP Daerah. TPP Daerah berada di Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan dan bertanggung jawab kepada masing-masing kepala UPT Pemasyarakatan.
Pada hari ini (09/05/2018) Lapas Klas III Sarolangun mengadakan sidang TPP. Dalam sidang tersebut, Kalapas memberikan penilaian atas program pembinaan, pengamanan, dan pembimbingan yg sudah berjalan.
 "Sidang TPP merupakan pertemuan yg sakral dan sangat penting." Ujar Kalapas, Jeremia Leonta, SH.,MH. ketika membuka sidang.
Selain itu, didalam pertemuan yg berlangsung sekitar 60 menit itu juga membahas mengenai rencana bentuk dan program pembinaan atau pembimbingan dalam melaksanakan sistem pemasyarakatan untuk kedepannya. Saran-saran dari WBP dan Tim Pengamat Pemasyarakatan, serta keluhan dan pengaduan dari WBP.

Tim Pengamat Pemasyarakatan Lapas Sarolangun

“Sekiranya hari kiamat hendak terjadi, sedangkan di tangan salah seorang di antara kalian ada bibit kurma maka apabila dia mampu menanamnya sebelum terjadinya kiamat maka hendaklah dia menanamnya.” (HR. Imam Ahmad)
” Tidaklah seorang muslim menanam tanaman, kemudian tanaman tersebut dimakan oleh burung, manusia ataupun binatang ternak, melainkan hal itu sudah termasuk sedekah darinya.”(HR. Bukhari dan Muslim)
Dari kedua hadist di atas, ada beberapa hal yg dapat kita petik, diantaranya anjuran dari Rasulullah untuk bercocok tanam dan memanfaatkan lahan pertanian untuk bercocok tanam. Selain itu hasil cocok tanam merupakan sedekah bagi kita jika ada yg memakannya dan menjadi pahala hingga hari kiamat.
Hari ini(08/05/2018), substansi Kamtib bekerja sama dengan substansi Pembinaan menggerakkan WBP untuk melakukan penanaman bibit jagung, timun, dan bibit tanaman lainnya.
"Kalau berjalan lancar, nanti kita adakan panen raya." Ujar Kasubsi Kamtib, Hidayat, S.Sy.
Dengan adanya kegiatan "Penanaman bibit" seperti ini, WBP akan menjadi lebih bersemangat karena dapat melakukan kegiatan yg berdampak positif.

Penanaman Bibit Jagung di Lapas klas III Sarolangun

Pembinaan kesehatan pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua bidang, yaitu pembinaan kesehatan pada faktor manusia dan pembinaan kesehatan pada faktor lingkungan. Sehat adalah keadaan fisik, mental, sosial yang baik dari seseorang, bukan hanya tidak cacat atau berpenyakit (WHO).
Sebagaimana telah kita ketahui, Lingkungan merupakan salah satu faktor yang pengaruhnya paling besar terhadap status kesehatan. Oleh karena itu, di Lapas Sarolangun senantiasa mengadakan pembinaan kesehatan rutin yg dilakukan oleh tenaga kesehatan dari Puskesmas maupun Rumah Sakit setempat.
Kerja sama yang baik antara Lapas dan Dinas Kesehatan setempat sangat diperlukan, sehingga WBP yg mengalami gangguan kesehatan yg tidak mampu ditangani tenaga kesehatan Lapas dapat memperoleh pengobatan dari luar.
Dengan adanya pembinaan Kesehatan ini, diharapkan agar WBP dapat menjaga kesehatan dirinya sendiri serta menjaga lingkungan yg kondusif dan bersih demi kepentingan dan kesehatan bersama.

Pembinaan Kesehatan

Apa penyebab terjadinya tindak kriminal? Faktor yg sangat dominan adalah faktor mencari ketenangan.
Seseorang mencuri karena ingin mendapatkan uang/barang agar menjadi tenang. Seseorang mengkonsumsi narkoba agar hidupnya menjadi lebih tenang. Seseorang membunuh, menganiaya, dan melakukan tindakan melanggar hukum lainnya tidak lain dan tidak bukan sebenarnya ingin agar mereka menjadi tenang dan bahagia, namun mereka menempuh jalan yg salah.
Semua ingin raih ketenangan jiwa. Meskipun mencari dengan mengeluarkan biaya besar. Sehingga ada yang mencarinya lewat lantunan musik, night club, mencarinya di berbagai tempat rekreasi di pinggir pantai, bahkan sampai melakukan pelanggaran hukum. Apakah mereka dapat ketenangan sebenarnya?
"Jika kalian melewati taman syurga maka berhentilah. Mereka bertanya,”Apakah taman syurga itu?” Beliau menjawab,”Halaqoh dzikir (majelis Ilmu).” (Riwayat At-Tirmidzi)
"Ada seseorang yang sedang membaca (surat Al-Kahfi). Di sisinya terdapat seekor kuda yang diikat di rumah. Lantas kuda tersebut lari. Pria tersebut lantas keluar dan melihat-lihat ternyata ia tidak melihat apa pun. Kuda tadi ternyata memang pergi lari. Ketika datang pagi hari, peristiwa tadi diceritakan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lantas beliau bersabda, “Ketenangan itu datang karena Al-Qur’an.” (HR. Bukhari, no. 4839 dan Muslim, no. 795)
Ketenangan sebenarnya bisa didapatkan dengan mendatangi taman-taman surga ini. Berlandaskan dalil di atas, Lapas Sarolangun mengadakan program pembinaan berupa pengajian rutin setiap hari Senin, Selasa, dan Kamis.
"Mereka (WBP) juga memiliki hak untuk mendapatkan bimbingan kerohanian." Ungkap salah seorang pegawai.
"Dengan adanya pengajian rutin seperti ini, kami mengharapkan mereka akan lebih mengenal agamanya, sehingga ketika akan berbuat dosa mereka mengingat Tuhannya lalu mengurungkan niatnya. Semoga... "

Pengajian WBP

Langganan Berita via Email