Lapas Sarolangun (11/05/2018), Puluhan WBP berbondong-bondong menuju ke Masjid Lapas Sarolangun diawasi oleh belasan Pegawai Lapas yg saat ini sedang bertugas. Mereka berjalan serentak keluar dari blok masing-masing. Bukan untuk berdemo atau melakukan aksi anarkis, mereka berkumpul untuk menghadiri acara yg sangat sakral.

Tingginya tembok Lapas tidak membuat ikatan cinta dua sejoli terlepas. Justru sebaliknya, keduanya justru menuju jenjang yg lebih mulia. Acaranya berlangsung begitu sederhana namun tetap khidmat.
Rasa haru tak mampu disembunyikan oleh Tahanan yg baru masuk 3 hari yg lalu itu. Terlukis di wajahnya rasa bahagia sekaligus menyesal. Begitu juga pengantin wanitanya. Wajahnya memerah menahan bulir-bulir jatuh dari matanya sembari tersenyum.

"Mungkin dia nyuri mobil kemarin tu buat modal nikah, tapi malah ketangkap." Komentar salah seorang WBP.

Kisah Haru Warga Binaan Lapas Sarolangun

Rombongan pemuda bertato berjalan beriringan. Bukan untuk berbuat onar, mereka berjalan menuju tempat sembahyang.
Preman selalu diidentikkan dengan orang-orang nakal yang suka mengganggu ketertiban umum dan bertindak semaunya sendiri. Tetapi itu dulu, kini mereka berkumpul guna melaksanakan ibadah shalat isya berjamaah, taraweh, dilanjutkan tadarus.
"Mantan preman jauh lebih terhormat daripada mantan ustadz."
Siapa sangka, WBP Lapas Klas III Sarolangun dengan latar belakang pelanggaran hukum yang berbeda memiliki suara yang merdu ketika mengaji. Mereka melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an secara bergantian.
Belum genap 10 hari bulan Ramadhan, mereka telah mengkhatamkan Al-Qur'an. Target 3 kali khatam Bulan Ramadhan ini bukanlah omong kosong. Mantan-mantan preman ini pasti bisa melakukannya.
"Semoga tetap istiqamah"
"Mereka yang dikenal penjahat aja pinter ngaji, lalu bagaimana dengan kita yang dikenal sebagai orang baik-baik?"
"(mantan) Preman aja khatam Al-Quran loh, kamu pernah khatam belum?"

Khatam Al Quran Lapas Sarolangun

Jika di luar sana, makan sahur dan berbuka bersama keluarga adalah hal yang biasa, maka disini merupakan hal yang sangat dirindukan. Raut wajah orang tua ataupun istri penuh emosi karena sulitnya membangunkan sahur, justru menjadi kenangan yang ingin kembali dirasakan. Oh Tuhan.. inikah penyesalan?
Dulu.. dikebebasan hidup, kami siakan peluang bersenda bersama yang dicinta. Kami enggan menyantap sahur bersama, kami pergi ketika adzan Magrib bergema. Kami siakan sebulan penuh kesempatan berdoa hanya untuk hura-hura.
Andai waktu dapat berulang, andai kenangan dapat diputar. Ingin rasanya aku memandang wajah letihnya, melihat senyumnya, menatap kantuknya.
300 WBP di Lapas Sarolangun menyambut bulan suci Ramadhan. Hari pertama terlihat antusias dan semangat mereka dalam mengikuti berbagai kegiatan pembinaan yang telah disusun. Semoga bulan suci ini menjadi bulan penuh berkah dan ampunan bagi mereka. Semoga mereka dapat kembali dan menjadi jauh lebih baik lagi. Semoga ....

Menyambut Bulan Mulia Di Atas Penyesalan Akan Dosa

Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP) merupakan tim yg bertugas memberikan saran mengenai program pembinaan WBP. Dalam Pasal 12 Keputusan Menteri Hukum dan Perundang-Undangan RI Nomor M.02.PR.08.03 Tahun 1999 tentang BPP dan TPP, TPP terbagi menjadi 3 yg salah satunya merupakan TPP Daerah. TPP Daerah berada di Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan dan bertanggung jawab kepada masing-masing kepala UPT Pemasyarakatan.
Pada hari ini (09/05/2018) Lapas Klas III Sarolangun mengadakan sidang TPP. Dalam sidang tersebut, Kalapas memberikan penilaian atas program pembinaan, pengamanan, dan pembimbingan yg sudah berjalan.
 "Sidang TPP merupakan pertemuan yg sakral dan sangat penting." Ujar Kalapas, Jeremia Leonta, SH.,MH. ketika membuka sidang.
Selain itu, didalam pertemuan yg berlangsung sekitar 60 menit itu juga membahas mengenai rencana bentuk dan program pembinaan atau pembimbingan dalam melaksanakan sistem pemasyarakatan untuk kedepannya. Saran-saran dari WBP dan Tim Pengamat Pemasyarakatan, serta keluhan dan pengaduan dari WBP.

Tim Pengamat Pemasyarakatan Lapas Sarolangun

“Sekiranya hari kiamat hendak terjadi, sedangkan di tangan salah seorang di antara kalian ada bibit kurma maka apabila dia mampu menanamnya sebelum terjadinya kiamat maka hendaklah dia menanamnya.” (HR. Imam Ahmad)
” Tidaklah seorang muslim menanam tanaman, kemudian tanaman tersebut dimakan oleh burung, manusia ataupun binatang ternak, melainkan hal itu sudah termasuk sedekah darinya.”(HR. Bukhari dan Muslim)
Dari kedua hadist di atas, ada beberapa hal yg dapat kita petik, diantaranya anjuran dari Rasulullah untuk bercocok tanam dan memanfaatkan lahan pertanian untuk bercocok tanam. Selain itu hasil cocok tanam merupakan sedekah bagi kita jika ada yg memakannya dan menjadi pahala hingga hari kiamat.
Hari ini(08/05/2018), substansi Kamtib bekerja sama dengan substansi Pembinaan menggerakkan WBP untuk melakukan penanaman bibit jagung, timun, dan bibit tanaman lainnya.
"Kalau berjalan lancar, nanti kita adakan panen raya." Ujar Kasubsi Kamtib, Hidayat, S.Sy.
Dengan adanya kegiatan "Penanaman bibit" seperti ini, WBP akan menjadi lebih bersemangat karena dapat melakukan kegiatan yg berdampak positif.

Penanaman Bibit Jagung di Lapas klas III Sarolangun

Pembinaan kesehatan pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua bidang, yaitu pembinaan kesehatan pada faktor manusia dan pembinaan kesehatan pada faktor lingkungan. Sehat adalah keadaan fisik, mental, sosial yang baik dari seseorang, bukan hanya tidak cacat atau berpenyakit (WHO).
Sebagaimana telah kita ketahui, Lingkungan merupakan salah satu faktor yang pengaruhnya paling besar terhadap status kesehatan. Oleh karena itu, di Lapas Sarolangun senantiasa mengadakan pembinaan kesehatan rutin yg dilakukan oleh tenaga kesehatan dari Puskesmas maupun Rumah Sakit setempat.
Kerja sama yang baik antara Lapas dan Dinas Kesehatan setempat sangat diperlukan, sehingga WBP yg mengalami gangguan kesehatan yg tidak mampu ditangani tenaga kesehatan Lapas dapat memperoleh pengobatan dari luar.
Dengan adanya pembinaan Kesehatan ini, diharapkan agar WBP dapat menjaga kesehatan dirinya sendiri serta menjaga lingkungan yg kondusif dan bersih demi kepentingan dan kesehatan bersama.

Pembinaan Kesehatan

Apa penyebab terjadinya tindak kriminal? Faktor yg sangat dominan adalah faktor mencari ketenangan.
Seseorang mencuri karena ingin mendapatkan uang/barang agar menjadi tenang. Seseorang mengkonsumsi narkoba agar hidupnya menjadi lebih tenang. Seseorang membunuh, menganiaya, dan melakukan tindakan melanggar hukum lainnya tidak lain dan tidak bukan sebenarnya ingin agar mereka menjadi tenang dan bahagia, namun mereka menempuh jalan yg salah.
Semua ingin raih ketenangan jiwa. Meskipun mencari dengan mengeluarkan biaya besar. Sehingga ada yang mencarinya lewat lantunan musik, night club, mencarinya di berbagai tempat rekreasi di pinggir pantai, bahkan sampai melakukan pelanggaran hukum. Apakah mereka dapat ketenangan sebenarnya?
"Jika kalian melewati taman syurga maka berhentilah. Mereka bertanya,”Apakah taman syurga itu?” Beliau menjawab,”Halaqoh dzikir (majelis Ilmu).” (Riwayat At-Tirmidzi)
"Ada seseorang yang sedang membaca (surat Al-Kahfi). Di sisinya terdapat seekor kuda yang diikat di rumah. Lantas kuda tersebut lari. Pria tersebut lantas keluar dan melihat-lihat ternyata ia tidak melihat apa pun. Kuda tadi ternyata memang pergi lari. Ketika datang pagi hari, peristiwa tadi diceritakan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lantas beliau bersabda, “Ketenangan itu datang karena Al-Qur’an.” (HR. Bukhari, no. 4839 dan Muslim, no. 795)
Ketenangan sebenarnya bisa didapatkan dengan mendatangi taman-taman surga ini. Berlandaskan dalil di atas, Lapas Sarolangun mengadakan program pembinaan berupa pengajian rutin setiap hari Senin, Selasa, dan Kamis.
"Mereka (WBP) juga memiliki hak untuk mendapatkan bimbingan kerohanian." Ungkap salah seorang pegawai.
"Dengan adanya pengajian rutin seperti ini, kami mengharapkan mereka akan lebih mengenal agamanya, sehingga ketika akan berbuat dosa mereka mengingat Tuhannya lalu mengurungkan niatnya. Semoga... "

Pengajian WBP

Langganan Berita via Email