Sabtu ( 06/10/2018 ) sekitar pukul 09.15 wib lembaga permasyarakatan Sarolangun kembali kedatangan tamu dari kantor wilayah kementerian hukum dan hak asasi manusia jambi, adapun yang berkunjung pada hari ini adalah Bapak Nurahadi, S.Ag. M.Pd.I yang saat ini menjabat sebagai kepala sub. Bidang keamanan di pada kantor wilayah Jambi, Beserta Anggota jama’ah tabligh yang beranggotakan 2 orang. Setelah melakukan silaturahmi dengan Kepala Lembaga Pemasyarakatan Sarolangun. didampingi kasubsi Pembinaan rombongan menuju Masjid An-Nur Lapas Sarolangun untuk selanjutnya memberikan Tausiah,.

Sekitar kurang lebih 1 jam beliau menyampaikan tausiah, serta pesan dan motivasi juga tidak lupa beliau sampaikan kepada para warga binaan yang hadir. Serta diakhir acara beliau Berpesan kepada seluruh wbp untuk memamfaatkan waktu dengan baik selama menjalani masa pidana dilapas sarolangun ini, untuk terus memperbaiki diri dengan belajar ilmu agama serta belajar Al-Qur’an.



Kasubsi pembinaan Nasrul, S.pd melalui sambutannya sedikit berpesan kepada wbp dan berjanji akan memberikan hadiah kepada wbp yang berhasil menghafal Al-Qur’an  dan  disambut tepuk tangan dari seluruh Wbp .Acara pun ditutup dengan doa bersama, memohon ampunan serta kebaikan, Selanjutnya pada pukul 10.20 Wib beliau serta anggota pamit untuk melanjutkan perjalan kejambi.

Kunjungan bapak Nurahadi dari Kanwil Jambi di Lapas Sarolangun


Antusias para Warga Binaan begitu terlihat saat mengikuti kegiatan pengajian dimasjid An-Nur Lapas Sarolangun ( 05/10/2018) seperti biasa setiap jum’at pagi, kegiatan pengajian rutin di lakukan.  diikuti oleh puluhan Warga Binaan yang belum lancar membaca Alqur’an serta iqro sedangkan kegitan sendiri dimulai  pada pukul 09:00 Wib s/d 11:30 Wib adapun tenaga pengajar yang mengisi kegiatan mengaji tersebut yakni ustadz Hendri yang telah menjadi tenaga pengajar dilapas selama kurang lebih 2 tahun dan merupakan pengasuh dari pondok pesantren di kec. singkut, kegiatan sendiri berjalan baik dan tertib dengan tetap diawasi oleh beberapa orang petugas dari pengaman serta dari staff pembinaan walaupun dalam serta keterbatasan tapi tidak mengurangi semangat mereka untuk datang dan belajar bersama di masjid.

   Kegiatan pengajian memang telah menjadi rutinitas di lapas sarolangun terutama bagi warga binaan yang beragama islam belum lancar membaca huruf hija’iah, setiap harinya mereka dikeluarkan menuju masjid untuk bisa mengikuti kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah di tentukan. 

     Sedangkan untuk hari jumat sendiri yang menjadi prioritas yakni memperbaiki tajwid, serta diakhir acara ada sesi Tanya jawab, mereka diberi beberapa pertanyaan oleh ustadz hendri selaku pengajar dan yang berhasil menjawab pertanyaan akan diberikan hadiah berupa al ‘ quran, iqro dan lainnya. Sebagai motivasi tambahan bagi mereka.

    Kegiatan ini dilakukan tidak lain untuk membina  para warga binaan agar terbebas dari buta huruf alqur’an,  sehingga waktu yang dihabiskan selama menjalani masa pidana tidak terbuang sia – sia serta bermamfaat bagi mereka dikemudian hari.

Pengajian rutin jumat pagi Lapas Sarolangun

Lapas Sarolangun - Sebanyak 87 orang WBP masing-masing berasal dari Blok Borneo 32 orang dan Blok Andalas 55 orang, mereka secara khidmat mengikuti kegiatan rutin malam Jum'at Yasinan berjamaah di Masjid Annur Lapas Sarolangun. [Kamis/04/10/18]

Kegiatan ini dilaksanakan Ba'da pelaksanaan Shalat Magrib Berjama'ah, ditengah-tengah WBP ada beberapa petugas yang ikut bergabung dalam pembacaan surah yasin tersebut, hadir juga satu orang Perwira dari Kasubsi Kamtib Hidayat, S.Sy. Pembacaan surah yasin tersebut ditutup dengan doa perwakilan dari salah satu WBP.

Kegiatan Rutin Yasinan Malam Jum'at Lapas Sarolangun

Lapas Sarolangun - Kadang kita terlalu fokus kepada kekuatan Natural lalu sering mengabaikan aspek supranatural, kita sering lupa bahwa yang maha membolak-balikkan hati manusia tetaplah Allah SWT, begitulah pandangan Kalapas Sarolangun.

Beliau lebih mengedepankan pendekatan spiritual untuk membangun kesadaran kepada WBP akan kesalahan yang telah diperbuatnya, untuk kemudian menjadi pribadi yang lebih baik setelah menjalani masa proses pemasyarakatan, tanpa mengabaikan aturan dan sisi keamanan, maka pencanangan gerakan shalat berjamaah dan semangat cinta masjid bagi WBP Lapas Sarolangun dicetus oleh beliau.

Sekarang bisa dipastikan masjid Annur Lapas Sarolangun 5 waktu akan senantiasa bergema suara panggilan shalat bagi WBP Lapas Sarolangun, beliau ketika dikonfirmasi mengatakan "Semoga dengan mereka dekat dan beribadah di masjid Allah tunjukkan hidayah dan magfirahnya kepada mereka semua".

Beliau juga menegaskan bahwa stigma negatif yang sering dilekatkan kepada lembaga pemasyarakatan harus kita ubah perlahan tapi pasti dan masyarakat luas harus tahu bahwa Lembaga Pemasyarakatan bukanlah tempat orang-orang buangan tapi tempat pembinaan dan pembimbingan agar menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya.

Gerakan cinta masjid, Kalapas Sarolangun Wajibkan WBP Shalat 5 waktu di Masjid

Pengambilan Sample darah WBP lapas Sarolangun
Sudah menjadi kegiatan rutin Lapas Sarolangun dalam melakukan pembinaan kesehatan terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan, seperti baru-baru ini Lapas Sarolangun melalui Subseksi Pembinaan mendatangkan tim perawat untuk mengambil sampel darah Warga Binaan, tujuan pengambilan sampel darah ini tidak lain adalah untuk mencegah dini penyakit menular dan berbahaya salah satunya adalah penyakit hepatitis.

Kasubsi Pembinaan melalui stafnya Juliardi mengungkapkan bahwa yang datang hari ini adalah tim perawat dari Puskesmas Sarolangun, "ini adalah kegiatan rutin kita pak, dan ini sudah ada MoU dengan pihak puskesmas, hari ini pengambilan sampel darah WBP dari blok Andalas, untuk minggu besok giliran blok Borneo", lanjutnya.

Terlihat ada 4 orang tim perawat dibantu oleh 2 orang petugas wanita, WBP secara antri diperiksa satu-persatu, sampel darah ini akan dicek lebih lanjut oleh tim perawat, jika nanti ditemukan ada WBP yang mengidap penyakit hepatitis maka akan didatangkan tim dokter untuk melakukan pengobatan lebih lanjut.

Cegah dini penyakit Hepatitis Lapas Sarolangun datangkan Tim perawat dari Puskesmas

Lapas Sarolangun - Ratusan WBP Lapas Klas III Sarolangun mengikuti kegiatan pesantren kilat yg diselenggarakan oleh Pihak Lapas di bawah Pengawasan Substansi Pembinaan. Setiap hari, para penceramah dihadirkan membahas topik-topik tertentu yang berkaitan dengan pemahaman keagamaan seperti membaca al Qur'an, fiqih, akhlak, dan lainnya.

Kegiatan ini mendapat respon positif dari WBP. Daripada menghabiskan waktu berdiam diri di kamar, lebih baik waktu tersebut digunakan untuk melakukan kegiatan positif, apalagi dimomen bulan Ramadhan ini. Dalam kegiatan pesantren kilat, para WBP menjalankan agenda tambahan semisal salat duha dan siraman rohani. Selain salat duha dan siraman rohani, kegiatan Ramadan di lapas juga diisi salat tarawih berjamaah dan tadarus pada malam hari.

Dengan adanya kegiatan tersebut, diharapkan dapat mendorong para WBP untuk bisa memegang teguh pandangan hidup positif. Menambahkan keyakinan akan ampunan dari Allah agar mereka termotivasi untuk bertaubat.

Pesantren Kilat untuk Warga Binaan di Lapas Sarolangun

Lapas Sarolangun (11/05/2018), Puluhan WBP berbondong-bondong menuju ke Masjid Lapas Sarolangun diawasi oleh belasan Pegawai Lapas yg saat ini sedang bertugas. Mereka berjalan serentak keluar dari blok masing-masing. Bukan untuk berdemo atau melakukan aksi anarkis, mereka berkumpul untuk menghadiri acara yg sangat sakral.

Tingginya tembok Lapas tidak membuat ikatan cinta dua sejoli terlepas. Justru sebaliknya, keduanya justru menuju jenjang yg lebih mulia. Acaranya berlangsung begitu sederhana namun tetap khidmat.
Rasa haru tak mampu disembunyikan oleh Tahanan yg baru masuk 3 hari yg lalu itu. Terlukis di wajahnya rasa bahagia sekaligus menyesal. Begitu juga pengantin wanitanya. Wajahnya memerah menahan bulir-bulir jatuh dari matanya sembari tersenyum.

"Mungkin dia nyuri mobil kemarin tu buat modal nikah, tapi malah ketangkap." Komentar salah seorang WBP.

Kisah Haru Warga Binaan Lapas Sarolangun

Rombongan pemuda bertato berjalan beriringan. Bukan untuk berbuat onar, mereka berjalan menuju tempat sembahyang.
Preman selalu diidentikkan dengan orang-orang nakal yang suka mengganggu ketertiban umum dan bertindak semaunya sendiri. Tetapi itu dulu, kini mereka berkumpul guna melaksanakan ibadah shalat isya berjamaah, taraweh, dilanjutkan tadarus.
"Mantan preman jauh lebih terhormat daripada mantan ustadz."
Siapa sangka, WBP Lapas Klas III Sarolangun dengan latar belakang pelanggaran hukum yang berbeda memiliki suara yang merdu ketika mengaji. Mereka melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an secara bergantian.
Belum genap 10 hari bulan Ramadhan, mereka telah mengkhatamkan Al-Qur'an. Target 3 kali khatam Bulan Ramadhan ini bukanlah omong kosong. Mantan-mantan preman ini pasti bisa melakukannya.
"Semoga tetap istiqamah"
"Mereka yang dikenal penjahat aja pinter ngaji, lalu bagaimana dengan kita yang dikenal sebagai orang baik-baik?"
"(mantan) Preman aja khatam Al-Quran loh, kamu pernah khatam belum?"

Khatam Al Quran Lapas Sarolangun

Jika di luar sana, makan sahur dan berbuka bersama keluarga adalah hal yang biasa, maka disini merupakan hal yang sangat dirindukan. Raut wajah orang tua ataupun istri penuh emosi karena sulitnya membangunkan sahur, justru menjadi kenangan yang ingin kembali dirasakan. Oh Tuhan.. inikah penyesalan?
Dulu.. dikebebasan hidup, kami siakan peluang bersenda bersama yang dicinta. Kami enggan menyantap sahur bersama, kami pergi ketika adzan Magrib bergema. Kami siakan sebulan penuh kesempatan berdoa hanya untuk hura-hura.
Andai waktu dapat berulang, andai kenangan dapat diputar. Ingin rasanya aku memandang wajah letihnya, melihat senyumnya, menatap kantuknya.
300 WBP di Lapas Sarolangun menyambut bulan suci Ramadhan. Hari pertama terlihat antusias dan semangat mereka dalam mengikuti berbagai kegiatan pembinaan yang telah disusun. Semoga bulan suci ini menjadi bulan penuh berkah dan ampunan bagi mereka. Semoga mereka dapat kembali dan menjadi jauh lebih baik lagi. Semoga ....

Menyambut Bulan Mulia Di Atas Penyesalan Akan Dosa

Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP) merupakan tim yg bertugas memberikan saran mengenai program pembinaan WBP. Dalam Pasal 12 Keputusan Menteri Hukum dan Perundang-Undangan RI Nomor M.02.PR.08.03 Tahun 1999 tentang BPP dan TPP, TPP terbagi menjadi 3 yg salah satunya merupakan TPP Daerah. TPP Daerah berada di Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan dan bertanggung jawab kepada masing-masing kepala UPT Pemasyarakatan.
Pada hari ini (09/05/2018) Lapas Klas III Sarolangun mengadakan sidang TPP. Dalam sidang tersebut, Kalapas memberikan penilaian atas program pembinaan, pengamanan, dan pembimbingan yg sudah berjalan.
 "Sidang TPP merupakan pertemuan yg sakral dan sangat penting." Ujar Kalapas, Jeremia Leonta, SH.,MH. ketika membuka sidang.
Selain itu, didalam pertemuan yg berlangsung sekitar 60 menit itu juga membahas mengenai rencana bentuk dan program pembinaan atau pembimbingan dalam melaksanakan sistem pemasyarakatan untuk kedepannya. Saran-saran dari WBP dan Tim Pengamat Pemasyarakatan, serta keluhan dan pengaduan dari WBP.

Tim Pengamat Pemasyarakatan Lapas Sarolangun

“Sekiranya hari kiamat hendak terjadi, sedangkan di tangan salah seorang di antara kalian ada bibit kurma maka apabila dia mampu menanamnya sebelum terjadinya kiamat maka hendaklah dia menanamnya.” (HR. Imam Ahmad)
” Tidaklah seorang muslim menanam tanaman, kemudian tanaman tersebut dimakan oleh burung, manusia ataupun binatang ternak, melainkan hal itu sudah termasuk sedekah darinya.”(HR. Bukhari dan Muslim)
Dari kedua hadist di atas, ada beberapa hal yg dapat kita petik, diantaranya anjuran dari Rasulullah untuk bercocok tanam dan memanfaatkan lahan pertanian untuk bercocok tanam. Selain itu hasil cocok tanam merupakan sedekah bagi kita jika ada yg memakannya dan menjadi pahala hingga hari kiamat.
Hari ini(08/05/2018), substansi Kamtib bekerja sama dengan substansi Pembinaan menggerakkan WBP untuk melakukan penanaman bibit jagung, timun, dan bibit tanaman lainnya.
"Kalau berjalan lancar, nanti kita adakan panen raya." Ujar Kasubsi Kamtib, Hidayat, S.Sy.
Dengan adanya kegiatan "Penanaman bibit" seperti ini, WBP akan menjadi lebih bersemangat karena dapat melakukan kegiatan yg berdampak positif.

Penanaman Bibit Jagung di Lapas klas III Sarolangun

Pembinaan kesehatan pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua bidang, yaitu pembinaan kesehatan pada faktor manusia dan pembinaan kesehatan pada faktor lingkungan. Sehat adalah keadaan fisik, mental, sosial yang baik dari seseorang, bukan hanya tidak cacat atau berpenyakit (WHO).
Sebagaimana telah kita ketahui, Lingkungan merupakan salah satu faktor yang pengaruhnya paling besar terhadap status kesehatan. Oleh karena itu, di Lapas Sarolangun senantiasa mengadakan pembinaan kesehatan rutin yg dilakukan oleh tenaga kesehatan dari Puskesmas maupun Rumah Sakit setempat.
Kerja sama yang baik antara Lapas dan Dinas Kesehatan setempat sangat diperlukan, sehingga WBP yg mengalami gangguan kesehatan yg tidak mampu ditangani tenaga kesehatan Lapas dapat memperoleh pengobatan dari luar.
Dengan adanya pembinaan Kesehatan ini, diharapkan agar WBP dapat menjaga kesehatan dirinya sendiri serta menjaga lingkungan yg kondusif dan bersih demi kepentingan dan kesehatan bersama.

Pembinaan Kesehatan

Apa penyebab terjadinya tindak kriminal? Faktor yg sangat dominan adalah faktor mencari ketenangan.
Seseorang mencuri karena ingin mendapatkan uang/barang agar menjadi tenang. Seseorang mengkonsumsi narkoba agar hidupnya menjadi lebih tenang. Seseorang membunuh, menganiaya, dan melakukan tindakan melanggar hukum lainnya tidak lain dan tidak bukan sebenarnya ingin agar mereka menjadi tenang dan bahagia, namun mereka menempuh jalan yg salah.
Semua ingin raih ketenangan jiwa. Meskipun mencari dengan mengeluarkan biaya besar. Sehingga ada yang mencarinya lewat lantunan musik, night club, mencarinya di berbagai tempat rekreasi di pinggir pantai, bahkan sampai melakukan pelanggaran hukum. Apakah mereka dapat ketenangan sebenarnya?
"Jika kalian melewati taman syurga maka berhentilah. Mereka bertanya,”Apakah taman syurga itu?” Beliau menjawab,”Halaqoh dzikir (majelis Ilmu).” (Riwayat At-Tirmidzi)
"Ada seseorang yang sedang membaca (surat Al-Kahfi). Di sisinya terdapat seekor kuda yang diikat di rumah. Lantas kuda tersebut lari. Pria tersebut lantas keluar dan melihat-lihat ternyata ia tidak melihat apa pun. Kuda tadi ternyata memang pergi lari. Ketika datang pagi hari, peristiwa tadi diceritakan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lantas beliau bersabda, “Ketenangan itu datang karena Al-Qur’an.” (HR. Bukhari, no. 4839 dan Muslim, no. 795)
Ketenangan sebenarnya bisa didapatkan dengan mendatangi taman-taman surga ini. Berlandaskan dalil di atas, Lapas Sarolangun mengadakan program pembinaan berupa pengajian rutin setiap hari Senin, Selasa, dan Kamis.
"Mereka (WBP) juga memiliki hak untuk mendapatkan bimbingan kerohanian." Ungkap salah seorang pegawai.
"Dengan adanya pengajian rutin seperti ini, kami mengharapkan mereka akan lebih mengenal agamanya, sehingga ketika akan berbuat dosa mereka mengingat Tuhannya lalu mengurungkan niatnya. Semoga... "

Pengajian WBP

Langganan Berita via Email