Sarolangun - Untuk meningkatkan kualitas pelayanan Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sarolangun resmi mengoperasikan layanan Kios Self Service bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), alat semacam mesin anjungan tunai ini  bisa menampilkan informasi detail bagi Warga Binaan, yaitu masa pentahapan, tanggal expirasi, serta dokumen apa saja yang belum dilengkapi guna diusulkan integrasi, alat ini diposisikan tepat di depan pintu masuk Gedung II sehingga memudahkan Warga Binaan mengakses guna mengetahui informasi berkenaan dengan informasi Register AO, alat ini terkoneksi secara online dengan server SDP yang ada di Lapas Sarolangun.

Mesin Anjungan Kios Self Service merupakan kiriman dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) tahun anggaran 2019, sebelum dioperasikan alat ini terlebih dahulu diinstal aplikasinya oleh petugas dengan dipandu oleh operator Ditjenpas secara online, lalu kemudian petugas mensosialisasikan kepada Warga Binaan, pengoperasian alat ini cukuplah mudah, yakni dengan meletakkan jari diatas mesin pemindai sidik jari kemudian secara otomatis data digital tentang Warga Binaan akan tampil pada layar yang tersedia, dan layar tersebut bisa digeser menggunakan jari alias Touch Screen, Senin (18/11/19).

Petugas sedang memandu Warga Binaan dalam menggunakan mesin Self Service
Kasubsi Admisi Orientasi Hermansyah mengatakan meskipun terlihat mudah dalam pengoperasiannya, tetap perlu bantuan petugas registrasi untuk mendampingi dan menjelaskan apabila ada Warga Binaan yang perlu penjelasan lebih lanjut, "Kadang Warga Binaan kita kebingungan juga cara menggunakan mesin Self Service ini, maka perlu bantuan dan pendampingan oleh petugas register, hal ini dilakukan agar petugas dapat menjelaskan kepada Warga Binaan cara pengoperasiannya" Ujar Hermansyah.

Kalapas Sarolangun Irwan menuturkan mesin layanan pribadi bagi Warga Binaan ini sangat membantu dan bermanfaat bagi Warga Binaan Lapas Sarolangun, dimana selama ini masih manual, "Mesin Self Service ini tentu sangat membantu bagi petugas dan bermanfaat bagi Warga Binaan, selama ini sebagian dari mereka bingung mau nanya dengan siapa terutama tentang pentahapan, dan tanggal expirasi, kalau pun bisa dijelaskan oleh petugas itupun tidak bisa mendetail" ujar Irwan.

Petugas sedang memotret pengunjung menggunakan kamera yang terintegrasi dengan SDP
Lebih lanjut Irwan mengatakan layanan kunjungan pun sudah berbasis IT yang sudah digunakan sejak lama, dimana database para pengunjung terintegrasi ke SDP milik Lapas Sarolangun, sehingga hal ini mampu meminimalisir adanya pengunjung yang sama melakukan kunjungan berkali-kali, "Petugas kita tentu tidak bisa mengingat satu persatu wajah para pengunjung, dengan adanya Layanan Kunjungan yang terintegrasi dengan SDP ini mampu meminimalisir hal-hal curang yang dilakukan pengunjung, karena pengunjung terkadang membludak" tutup Irwan.

Petugas sedang merekam sidik jari salah satu pengunjung
Petugas P2U sedang melakukan penggeledahan barang Bawaan Pengunjung

Kios Self Service dan Layanan Kunjungan Berbasis IT di Lapas Sarolangun

Sarolangun - Seluruh Warga Binaan Pemasyarakatan terlihat memadati masjid At-Taubah Lapas Sarolangun, dalam kesempatan tersebut hadir juga Kalapas Sarolangun Irwan didamping pejabat struktural, JFT/JFU dan regu pengamanan, Rabu (05/06/19).

Hal ini dalam rangka melaksanakan ibadah shalat Ied secara berjamaah, acara dimulai pada pukul 06.45 WIB, sebelum sholat seluruh jamaah mengumandangkan takbir yang dipimpin oleh imam masjid kemudian diikuti secara serentak oleh semua jamaah.
Suasana Pelaksanaan Shalat Idul Fitri di Masjid At-Taubah Lapas Sarolangun
Shalat Ied dimulai sekira pukul 7.40, ba'da itu dilanjutkan dengan khutbah Idul Fitri oleh ustadz dari Kementerian Agama Kabupaten Sarolangun dalam khotbahnya menyampaikan bahwa semua manusia pasti pernah salah dan khilaf, namun bukan berarti harus berputus asa dari rahmat Allah SWT, karena rahmat-Nya seluas langit dan bumi, sebaik-baik manusia adalah manusia yang terlanjur berbuat dosa kemudian melakukan taubat dengar sebenar-benarnya.

Staf Admisi dan Orientasi sedang membacakan surat keputusan tentang pemberian remisi 
Setelah khutbah selesai, dilanjutkan dengan pembacaan surat keputusan tentang pemberian remisi oleh staf Subsi Admisi dan Orientasi, dengan jumlah WBP penerima Remisi Khusus Idulf Fitri sebanyak 208 orang. 

Kalapas Sarolangun sedang membacakan sambutan Menkumham pada acara Pemberian Remisi Khusus Idul Fitri
Menteri Hukum dan HAM dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kalapas Sarolangun Irwan  mengatakan "Warga Binaan merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang dikaruniai akal sehingga tercipta kehendak bebas atau yang terkadang karena itulah manusia dapat membuat kesalahan dalam mengambil keputusan. Kehidupan selama menjalani pidana jangan diasumsikan sebagai suatu derita, melainkan harus disikapi sebagai sarana introspeksi diri agar menyadari semua kesalahan yang telah dilakukan. Dengan adanya Sistem Pemasyarakatan diharapkan dapat mencapai tujuan untuk mengembalikan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) sebagai warga yang baik, untuk melindungi masyarakat terhadap kemungkinan mengulang tindak pidana serta melakukan penerapan dan bagian yang tak terpisahkan dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila" ucap Kalapas.

Kalapas Sarolangun sedang membacakan sambutan Menkumham pada acara Pemberian Remisi Khusus Idul Fitri
"Saat ini, Lapas dan Rutan di Indonesia masih mengalami kelebihan kapasitas. Tercatat pada Bulan Mei 2019, jumlah tahanan dan narapidana rata-rata kurang lebih 258.000 (Dua Ratus Lima Puluh Delapan Ribu) Orang sementara kapasitas yang tersedia hanya 126.804 (Seratus Dua Puluh Enam Ribu Delapan Ratus Empat) Orang. Kondisi ini dinilai sungguh berdampak pada kurang optimalnya pelayanan dan pembinaan terhadap WBP. Kedepan akan dilaksanakan program revitalisasi pemasyarakatan yang bertujuan untuk mengoptimalkan dan menguatkan penyelenggaraan pemasyarakatan guna mencapai tujuan pidana, yaitu melakukan pembinaan agar narapidana tidak mengulang lagi perbuatan yang melanggar hukum, memiliki keterampilan sosial dan berwirausaha, serta dapat kembali ke masyarakat dengan baik" ungkap Kalapas

Pada penutupan Kalapas juga memberikan arahan tambahan "Dari total seluruh isi Lapas Sarolangun 291 yang dapat remisi sebanyak 208 orang, dimana dibagi kedalam Remisi Khusus 1 sebanyak 206 orang dan Remisi Khusus 2 sebanyak dua orang" ujar Kalapas.

Kalapas Sarolangun sedang memberikan Salinan Remisi Khusus 2 kepada 2 orang WBP
"Pembagian Remisi Khusus kedalam 2 kategori yang dimaksud adalah untuk menerangkan bahwa 2 orang yang menerima Remisi Khusus 2 itu per hari ini selesai menjalani seluruh masa pidana, adapun yang belum mendapatkan remisi karena ada sebagian yang belum memenuhi syarat administrasi dan belum menjalani 6 bulan masa pidana" tutup Kalapas.

Kalapas Sarolangun beserta petugas sedang bersiap-siap melaksanakan syukuran 
Setelah pelaksanaan acara pembacaan remisi para petugas kecuali pengamanan bersama-sama menuju rumah dinas Kalapas untuk memenuhi undangan Kalapas, dalam rangka syukuran telah menyelesai puasa ramadhan 1440 H dan situasi pelaksanaan kegiatan selama bulan ramadhan di Lapas Sarolangun berjalan cukup baik.
Suasana antrian kunjungan yang padat di depan Pintu Utama Lapas Sarolangun
Setelah itu tepat pada pukul 8.45 WIB, mulailah dibuka layanan kunjungan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan dengan pengawalan dan pengamanan ketat oleh petugas piket, dimana setiap pengunjung diwajibkan mematuhi SOP yang telah ditetapkan agar layanan kunjungan berjalan dengan tertib dan lancar.
WBP bertemu dengan keluarga menikmati suasana lebaran Idul Fitri di Gazebo Lapas Sarolangun
Kalapas Sarolangun menuturkan bahwa Layanan Kunjungan Lebaran Idul Fitri ini akan berlansung 4 hari kedepan, dan mengingatkan kepada petugas piket lebaran yang sudah ditunjuk dan ditetapkan agar dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. 









Selepas Shalat Ied, 208 WBP Lapas Sarolangun terima remisi khusus Idul Fitri 1440 H

Sarolangun – Selasa (21/05), Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Sarolangun memberikan pelayanan istimewa kepada Warga Binaan Pemasyarakatan Lapas Sarolangun, sebuah momen spesial di bulan Ramadhan yang sangat jarang mereka rasakan karena terpisahkan oleh jeruji besi.

Wajah warga binaan begitu semringah, karena yang biasanya mereka hanya dapat berbuka puasa bersama rekan satu kamarnya, sore ini mereka dapat menikmati buka puasa bersama dengan keluarga mereka masing-masing. Bertempat di gazebo Lapas, mereka duduk bersama dialasi karpet menyantap makanan yang dibawa keluarganya.

Hal tersebut dapat terlaksana berkat inovasi dari Kepala Lapas Sarolangun, Irwan, A.Md.I.P., S.H., M.H. Kunjungan keluarga yang biasanya dilaksanakan pagi, khusus hari ini dibuka juga pada sore hari. Hal ini mengundang antusiasme yang sangat tinggi dari para keluarga. Ratusan pengunjung mendaftar agar bisa menikmati santapan bersama keluarganya yang sedang berada di balik jeruji besi. Tercatat ada 119 orang laki-laki, 232 orang perempuan, dan 39 anak-anak berkunjung ke dalam Lapas Sarolangun.

Kepala Lapas Sarolangun mengaku pihaknya memberikan kesempatan kepada warga binaan untuk bisa buka puasa bersama keluarga ini merupakan salah satu bentuk program pembinaan bagi warga binaan. Kesempatan ini dapat dimanfaatkan oleh warga binaan untuk instrokpesi dan memotivasi diri, berusaha agar kembali bersama keluarga, menjalani kehidupan dengan baik setelah menyelesaikan binaan. Terutama tidak kembali melakukan hal yang melanggar hukum.

Menurut Beliau, Lapas merasa bertanggungjawab secara moril agar warga binaan bisa dekat dengan keluarganya, termasuk buka puasa bersama yang merupakan kesempatan langka selama berada di dalam Lapas. Mereka bisa melepas rasa rindu terutama di bulan suci ini.

Kepala Lapas juga memberikan apresiasi kepada semua petugas Lapas Sarolangun atas kerja kerasnya demi terselenggaranya kegiatan dengan aman dan lancar.
“Alhamdulillah. Terimakasih Pak Kasubsi Pembinaan dan semua petugas Lapas Sarolangun. Semoga kita diberi kemudahan dan keberkahan, serta selalu dalam lindungan-Nya. Aamiin.” Ujar Irwan.

Di sisi lain, Kepala Subseksi Pembinaan Lapas Sarolangun, Jonerwan, S.Pd. mengungkapkan bahwa walaupun sempat kewalahan karena jumlah pengunjung yang membeludak, namun berkat kerjasama seluruh petugas, para pengunjung merasa cukup puas dan berharap ada kegiatan buka bersama selanjutnya.
“Tadi kita sempat juga kewalahan dalam menerima kunjungan, karena alur untuk penggeledahan barang dan badan masih kekurangan, terutama yang perempuan. Tapi Alhamdulillah, berkat kerjasama para pegawai dalam mensukseskan kegiatan ini secara maksimal dan penuh tanggung jawab, para pengunjung merasa cukup puas dan berharap ada kegiatan buka bersama selanjutnya.” Ungkap Joner menutup kegiatan.

Suasana antrian pendaftaran kunjungan
Pemeriksaan barang pengunjung

Buka Bersama Warga Binaan dan Keluarga, Lapas Sarolangun Tuai Pujian dari Pengunjung

6 orang Narapidana Lapas Sarolangun Dapat Remisi Khusus Natal 2018
Sarolangun - 7 orang WBP dengan khidmat mengikuti Upacara Pembacaan Remisi Natal, hadir juga 6 orang petugas, 2 orang Perwira Kasubsi Kamtib Hidayat,S.Sy dan Kasubsi AO Hermansyah serta Kalapas Irwan, A.md,.IP,SH,MH, upacara pembacaan Remisi Khusus Natal ini  berlansung di Gereja Oikoumene Lapas Sarolangun, (Selasa/25/12/18).
Pembacaan Remisi Khusus Natal
Bertindak sebagai pembawa acara Sukur dari staf AO, Acara diawali dengan pembacaan SK Remisi Khusus Natal tahun 2018 oleh Chriski Juanda yang juga staf AO, kemudian diikuti dengan pemberian remisi kepada narapidana oleh Kalapas Sarolangun.

Penyerahan Salinan Remisi Khusus Natal oleh Kalapas
Penyerahan Salinan Remisi Khusus Natal oleh Kalapas
Penyerahan Salinan Remisi Khusus Natal oleh Kalapas

Penyerahan Salinan Remisi Khusus Natal oleh Kalapas

Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kalapas Sarolangun Irwan, A.md,IP,SH,MH, mengatakan : 

Sambutan Menkumham yang dibacakan oleh Kalapas
Sambutan Menkumham yang dibacakan oleh Kalapas
"Natal mengingatkan kita akan kasih Allah yang sangat luas, menyeluruh serta tidak membeda-bedakan, termasuk bagi mereka yang saat ini sedang menjalani pidana di Lembaga Pemasyarakatan.
Bagi warga binaan Pemasyarakatan yang telah mencapai penyadaran diri dan tercermin dalam perubahan sikap dan perilaku sehari-hari, perlu diberikan apresiasi agar terstimulus untuk senanatiasa melakukan kebaikan-kebaikan dalam hidupnya.
Apresiasi tersebut diwujudkan oleh pemerintah dengan memberikan pengurangan hukuman atau remisi pada warga binaan pemasyarakatan yang merayakan hari besar keagamaannya, hal ini sejalan dengan sudut pandang Sistem Pemasyarakatan yang melihat pemidanaan harus mengedepankan pada aspek pendekatan pembinaan, bukan balas dendam semata untuk menghasilkan efek jera, tetapi mengantarkan mereka untuk dapat bertobat dan sadar atas kesalahan yang dilakukan.
Pemberian Remisi memiliki mekanisme yang sangat ketat hal ini dibuktikan dengan adanya persyaratan administratif maupun subtantif yang telah ditetapkan dalam peraturan Perundang-undangan. Ketentuan ini juga selaras dengan konsepsi yang dibangun oleh Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI tentang Revitalisasi Penyelenggaraan Pemasyarakatan yang akan merombak secara fundamental mekanisme perlakuan Warga Binaan Pemasyarakatan, termasuk dalam hal pemberian haknya.
Disisi lain untuk menepis kontroversi mengenai pemberian remisi adalah sebuah komoditi yang rawan terhadap praktek "jual beli", jajaran pemasyarakatan telah melakukan reformasi yang nyata yaitu dengan cara mengubah sistem kerja konvensional menjadi sistem kerja berbasis teknologi informasi, segala macam bentuk mekanisme manual dikomputerisasikan, berbagai bentuk layanan publik saat ini di-online-kan, dan E-gov telah menjadi core value dalam penyelenggaraan tugas pemasyarakatan.
Atas nama pimpinan dan seluruh jajaran Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, saya menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh narapidana yang pada hari Natal ini mendapatkan remisi"
Pembacaan doa diakhir acara
Upacara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh perwakilan salah satu warga binaan Lapas Sarolangun, acara berlansung aman tertib dan terkendali.

6 orang Narapidana Lapas Sarolangun Dapat Remisi Khusus Natal 2018

Sarolangun - Jajaran Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Sarolangun (Dukcapil Sarolangun) melakukan proses perekaman data kependudukan untuk persiapan pencetakan KTP Elektronik (e-KTP)  di Lapas Sarolangun, Kamis (20/12). Upaya ini dilakukan untuk menyediakan KTP-el bagi masyarakat terutama menjelang Pemilihan Umum serentak (Pemilu) 2019 mendatang.

Dukcapil melakukan jemput bola rekam cetak KTP-el warga binaan Lapas Sarolangun, perekaman dilakukan oleh 6 orang petugas dari Dukcapil dan disaksikan oleh 3 orang dari KPU disaksikan oleh Kasubsi Pembinaan Nasrul, S.Pd. serta beberapa orang petugas mengawasi jalannya proses tersebut. kegiatan ini berlangsung aman dan tertib meskipun pada saat yang sama di  gedung 1 Lapas Sarolangun sedang berlansung Rapat Evaluasi Kinerja Staf.

Suasana perekaman data kependudukan warga binaan Lapas Sarolangun oleh Dukcapil
Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Sarolangun, Irwan, A.Md.I.P., S.H., M.H. menyatakan sangat mengapresiasi kegiatan positif yang dilakukan oleh Dinas Dukcapil Sarolangun. Beliau berharap agar kegiatan ini dapat menjadi sinergi positif dari kedua belah pihak.

“Setidaknya tercatat 62 orang Warga Binaan yang melakukan cetak ulang KTP el, dan ada seratusan nama WBP yang mengajukan perekaman.” ujar Chriski Juanda selaku staf AO bagian registrasi Lapas Sarolangun ketika dimintai keterangannya.

Jemput Bola, Dukcapil Sarolangun Rekam Cetak KTP-el di Lapas Sarolangun

Langganan Berita via Email